Twitter menawarkan cara baru bagi pemasang iklan untuk menyampaikan promosi mereka kepada orang-orang yang berpotensi untuk membeli produk atau jasa mereka.
Cara baru itu memudahkan iklan untuk disortir berdasarkan kategori-kategori tertentu. Ketika sebuah iklan di-tag dengan topik tertentu, misalnya “hewan” atau “animasi”, maka iklan itu akan muncul di setiap aktivitas atau tweet yang dilakukan oleh orang-orang mengenai topik itu.
Usaha untuk menjual lebih banyak iklan merupakan bagian dari Twitter dalam memopulerkan layanan pesan singkat.
Saat diluncurkan di San Francisco pada 2006, Twitter awalnya ditujukan untuk memberikan layanan gratis bagi orang-orang untuk menyampaikan pemikiran atau pendapat dengan batas karakter 140.
Setelah menjadi alat komunikasi yang terkenal di seluruh dunia, dalam dua tahun terakhir Twitter juga ingin membuktikan kepada pengiklan bahwa ini adalah bisnis yang menguntungkan.
Lembaga riset eMarketer memperkirakan Twitter mendapat penghasilan sekitar US$260 juta pada tahun ini. Angka itu jauh di bawah perusahaan Internet lainnya yang juga bergantung kepada iklan seperti Google Inc., Yahoo Inc., dan Facebook Inc.
Pendapatan Google pada tahun ini diperkirakan US$50 miliar, sedangkan Yahoo dan Facebook diperkirakan masing-masing mendapat penghasilan sekitar US$5 miliar.
Seperti yang sedang dilakukan Twitter sekarang, Google, Yahoo, dan Facebook sedang mengumpulkan data mengenai minat para pengguna mengenai keinginan dan pilihan mereka dalam beriklan.
Berdasarkan perhitungan eMarketer, pendapatan tahunan Twitter diperkirakan lebih dari US$540 juta